Jelaskan Nilai Positif TAKZIYAH ,- Kata takziyah bermula dari 'azza-yu'azzi yang mana hal itu adalah berduka cita, dengan kata lain adalah berbela sungkawa pada seseorang yang telah terkena musibah. Selanjutnya ia menurut muamalah Islam, yaitu mengunjungi mereka atau pihak yang telah terkena musibah saudara atau orang terdekatnya meninggal untuk berupaya menyabarkannnya serta memberikan pesan pesan yang mana bisa membuat perasaannya menjadi tenang dan menyingkirkan kesedihannya akibat terkena musibah itu.
Para pelaku yang mengerjakan takziyah ini sungguh telah dapat merasakan meskipun sedikit musibah yang tengah dialami oleh mereka yang terkena musibah tersebut. Hal itu pastinya merupakan bagian dari amar ma'ruf nahi munkar yang mana menjadi diantara fundamen ajaran Islam. Selain itu, ia merupakan aplikasi dari sikap tolong menolong dalam kebaikan. Walaupun begitu terkadang takziyah dinilai sebagai sesuatu yang sepele oleh sebagian orang dan hal itu kemungkinan telah juga dinilai sebagai kegiatan yang kecil manfaatnya serta lebih ke kegiatan yang membuang waktu. Dengan begitu tidak sedikit orang yang tak mengerjakan kegiatan itu walaupun yang mengalami musibah itu terdapat di lingkungan sekitarnya, seperti tetangganya. Padahal mungkin saja mereka yang baru di tinggalkan membutuhkan support yang besar dan kehadiran kita setidaknya dapat mengurangi beban kesedihannya.
Pada kacamata Nabi Muhammad Saw, takziyah memiliki nilai serta keutamaan tinggi untuk yang mengerjakannya. Nabi pun bersabda, yang artinya berbunyi ''Tidaklah seorang Mukmin yang mengerjakan takziyah atas musibah yang dialami saudaranya, melainkan Allah bakal mengenakan padanya permata kemuliaan di hari kiamat.'' (HR Ibnu Majah dan Al-Baihaqi). Di kehidupan modern yang mana kebanyakan orang telah dikuasai oleh materialisme serta konsumtivisme, posisi takziyah semestinya menempati posisi yang strategis. Sebab lewat takziyah ini, gencarnya pengaruh materialisme serta konsumtivisme itu dapat ditangkal. Kehidupan materialisme yang mana lebih condong dalam menjauhkan kita dari ingat mati. Sehingga dengan takziyah, setidaknya kita pun bakal diingatkan bahwa dunia ini tidak abadi dan akan membuat kita mempersiapkan kehidupan setelah mati.
Sebab tidak seorang pun dari makhluk yang dapat menolak datangnya kematian bila sudah waktunya nyawa pun akan hilang. Pendek kata, nilai positif dari takziyah adalah selain merupakan wujud hubungan baik dengan sesama manusia, ia juga juga merupakan media dalam mengingatkan kita pada sesuatu yang pasti, yakni kematian. Dengan selalu mengerjakan hal itu, kita pun bakal terpicu untuk selalu mengerjakan instrospeksi diri terhadap seluruh perbuatan yang sudah dikerjakan di masa lalu. Dengan selalu tazkiyah, maka bertambah kuatlah kepercayaan akan munculnya kematian. Sehingga bakal muncul semangat untuk mengerjakan perbuatan baik dan slaeh. Pendek kata, takziyah merupakan sumber inisiatif positif yang menujukan diri kita menjadi hamba Allah yang saleh serta bertakwa.
Para pelaku yang mengerjakan takziyah ini sungguh telah dapat merasakan meskipun sedikit musibah yang tengah dialami oleh mereka yang terkena musibah tersebut. Hal itu pastinya merupakan bagian dari amar ma'ruf nahi munkar yang mana menjadi diantara fundamen ajaran Islam. Selain itu, ia merupakan aplikasi dari sikap tolong menolong dalam kebaikan. Walaupun begitu terkadang takziyah dinilai sebagai sesuatu yang sepele oleh sebagian orang dan hal itu kemungkinan telah juga dinilai sebagai kegiatan yang kecil manfaatnya serta lebih ke kegiatan yang membuang waktu. Dengan begitu tidak sedikit orang yang tak mengerjakan kegiatan itu walaupun yang mengalami musibah itu terdapat di lingkungan sekitarnya, seperti tetangganya. Padahal mungkin saja mereka yang baru di tinggalkan membutuhkan support yang besar dan kehadiran kita setidaknya dapat mengurangi beban kesedihannya.
Pada kacamata Nabi Muhammad Saw, takziyah memiliki nilai serta keutamaan tinggi untuk yang mengerjakannya. Nabi pun bersabda, yang artinya berbunyi ''Tidaklah seorang Mukmin yang mengerjakan takziyah atas musibah yang dialami saudaranya, melainkan Allah bakal mengenakan padanya permata kemuliaan di hari kiamat.'' (HR Ibnu Majah dan Al-Baihaqi). Di kehidupan modern yang mana kebanyakan orang telah dikuasai oleh materialisme serta konsumtivisme, posisi takziyah semestinya menempati posisi yang strategis. Sebab lewat takziyah ini, gencarnya pengaruh materialisme serta konsumtivisme itu dapat ditangkal. Kehidupan materialisme yang mana lebih condong dalam menjauhkan kita dari ingat mati. Sehingga dengan takziyah, setidaknya kita pun bakal diingatkan bahwa dunia ini tidak abadi dan akan membuat kita mempersiapkan kehidupan setelah mati.
Sebab tidak seorang pun dari makhluk yang dapat menolak datangnya kematian bila sudah waktunya nyawa pun akan hilang. Pendek kata, nilai positif dari takziyah adalah selain merupakan wujud hubungan baik dengan sesama manusia, ia juga juga merupakan media dalam mengingatkan kita pada sesuatu yang pasti, yakni kematian. Dengan selalu mengerjakan hal itu, kita pun bakal terpicu untuk selalu mengerjakan instrospeksi diri terhadap seluruh perbuatan yang sudah dikerjakan di masa lalu. Dengan selalu tazkiyah, maka bertambah kuatlah kepercayaan akan munculnya kematian. Sehingga bakal muncul semangat untuk mengerjakan perbuatan baik dan slaeh. Pendek kata, takziyah merupakan sumber inisiatif positif yang menujukan diri kita menjadi hamba Allah yang saleh serta bertakwa.